Category Archives: Puisi

Pepatah Bahasa Arab

Standard

1. مَنْ سَارَ عَلىَ الدَّرْبِ وَصَلَ
Barang siapa berjalan pada jalannya sampailah ia

2. مَنْ جَدَّ وَجَدَ
Barang siapa bersungguh-sungguh, dapatlah ia

.
3. مَنْ صَبَرَ ظَفِرَ
Barang siapa sabar beruntunglah ia

.
4. مَنْ قَلَّ صِدْقُهُ قَلَّ صَدِيْقُهُ
Barang siapa sedikit benarnya/kejujurannya, sedikit pulalah temannya.

5. جَالِسْ أَهْلَ الصِّدْقِ وَالوَفَاءِ
Pergaulilah orang yang jujur dan menepati janji.

6. مَوَدَّةُ الصَّدِيْقِ تَظْهَرُ وَقْتَ الضِّيْقِ
Kecintaan/ketulusan teman itu, akan tampak pada waktu kesempitan.

7. وَمَااللَّذَّةُ إِلاَّ بَعْدَ التَّعَبِ
Tidak kenikmatan kecuali setelah kepayahan.

8. الصَّبْرُ يُعِيْنُ عَلىَ كُلِّ عَمَلٍ
Kesabaran itu menolong segala pekerjaan.

9. جَرِّبْ وَلاَحِظْ تَكُنْ عَارِفًا
Cobalah dan perhatikanlah, niscaya kau jadi orang yang tahu.

Read the rest of this entry

Change…!

Standard



Bergerak, tak harus berlari. Bersuara , tak perlu berteriak.  Perlahan tapi pasti menuju ke sana, ke dalam kedamaian. Seperti mentari yang merapat ke peraduannya, menitipkan cahaya kepada bulan yang tak pernah berbohong, memebelai bumi terhalang awan pekat tiada berkeluh kesah. Tak pernah lelah menyentuh insan dalam lelap hingga kembali terjaga. Segera berikan cahayamu bagi otakku yang gulita…

Di manakah rasa itu berada?

Standard

Kukira akan merasa yang tak pernah terasa
Tapi memang aku belum bisa merasa
Dan perasaan ini tidak bisa merasakan
Jika perasaan ingin bersama itu belum jua hadir
Dimanakah perasaan itu bergulir…
Diaulat hati ini oleh rasa jiwa yang mengapung

Hati ini belum sanggup merasakan
Rasa-rasa yang sedang bebas bertebaran,
Enggan merasakan hadirnya perasaan itu….
Merengku birunya rasa bahagia
Dimanakah rasa itu akan hadir;
kapankah rasa itu menguak tabir;
Dengan siapa rasa itu mengusung takdir;
Kemudian jiwa yang telah mati kembali terlahir

Kukira akan merasa yang tak pernah terasa
Rasa yang mendunia, hanya serasa berdua
Jika kelak merasakannya
Maka rasa ini hanya untuknya

Di manakah rasa itu berada?

Bookmark and Share

All About “KAHLIL GIBRAN”

Standard

Biografi Kahlil Gibran

Kahlil Gibran lahir pada tanggal 6 Januari 1883 di Beshari, Lebanon. Beshari sendiri merupakan daerah yang kerap disinggahi badai, gempa serta petir. Tak heran bila sejak kecil, mata Gibran sudah terbiasa menangkap fenomena-fenomena alam tersebut. Inilah yang nantinya banyak mempengaruhi tulisan-tulisannya tentang alam.

Pada usia 10 tahun, bersama ibu dan kedua adik perempuannya, Gibran pindah ke Boston, Amerika Serikat. Tak heran bila kemudian Gibran kecil mengalami kejutan budaya, seperti yang banyak dialami oleh para imigran lain yang berhamburan datang ke Amerika Serikat pada akhir abad ke-19. Keceriaan Gibran di bangku sekolah umum di Boston, diisi dengan masa akulturasinya maka bahasa dan gayanya dibentuk oleh corak kehidupan Amerika. Namun, proses Amerikanisasi Gibran hanya berlangsung selama tiga tahun karena setelah itu dia kembali ke Bairut, di mana dia belajar di Madrasah Al-Hikmat (School of Wisdom) sejak tahun 1898 sampai 1901.

Read the rest of this entry

Oh Diriku Janganlah Bersedih!

Standard
Oh diriku janganlah bersedih!
tak ada gunanya meratap
Lihatlah disana ‘bunga-bunga’ di taman,
indah mempesona
menebarkan wangi kebahagiaan
dan warna warni kedamaian.
Cobalah tengok ke sana!
Jangan takut mawar berduri,
jangan pedulikan kumbang menghalangi…

Oh diriku janganlah bersedih!
Masa laluku adalah kenangan
Kehidupan yang sedang kualami adalah kenyataan
Dan dunia didepanku nanti adalah impian
Siapkanlah untuk mimpi-mimpi itu
Oh diriku janganlah bersedih!
tak ada gunanya meratap
Nikmatilah kehidupan ini
Bersyukurlah dalam sujud
Berserahlah dalam doa…

Bookmark and Share

Astagfirullahal’azhim….

Standard

Jiwa ini jiwa yang retak menganga
Jiwa yang menunggu air hujan dalam kering kerontang kemarau panjang
Jiwa yang lusuh berpeluh debu-debu hitam
Dari angin yang bertiup menghembuskan nafas kepalsuan
Lalu kilauan menyamarkan warna-warni kebusukan
Menambah gelap gulita dalam dada

Jiwa ini jiwa yang penuh luka
Jiwa yang tiada merengkuh ketenangan
Jiwa yang penuh kesenangan kehinaan
Dari “Tangan-Nya” lah datang penawar dalam kedhaifan
Karena bagi-Nya tiada Mustahil
Tak bisa menyelinap dibalik batu yang dupuja-puja
Atau lari dari “Tatapan Mata-Nya” yang ada dimana-mana

Astagfirullahal’azhim, Astagfirullahal’azhim, Astagfirullahal’azhim
Ihdinashshirathal mustaqim.

I’ll miss You Mother

Standard

Saat itu saya tulis ini ( beberapa bulan yang lalu) sebagai ungkapan rasa penyesalan seumur hidup. Penyesalan seorang anak yang belum pernah membahagiakan sang ibu. Penyesalan karena hidup berselimut nista. Semoga Allah selalu membukakan pintu maaf untuk sang pendosa ini. Semoga Allah menempatkan khususon Ibu di tempat yang paling indah “di sana”.

Aku terlahir dari rahim yang kokoh
Tapi kini aku merasa lemah
dan tak berdaya
Aku terlahir dalam kegelapan
Ingin kutemui cahya terang
Merangkulku dari kebatilan yang tlah terbiasa
Memberiku pengajaran berbakti pada Sang Khalik

Aku terlahir dari diri yang telah tiada
Dari raga yang bersatu dengan bumi
Dari ruh yang haus doa-doa putra shalih
Kan memberi kesaksian dalam mizan
Di peradilan-Nya yang hakiki

Aku memanggil waktu yang tertinggal
Semoga sisa umur ini tak lekas berkurang
Aku ingin bertaubat hingga nafas terlepas
Bersuci dari lumpur nista
Menutup mata rapat-rapat
Membungkam mulut kuat-kuat
Mengikat kaki dan tangan ini
agar senantiasa terkendali
Dari bujuk rayu sang durjana

Aku ingin kembali kepada-Nya
Astagfirullahal’azhim, Astagfirullahal’azhim, Astagfirullahal’azhim.
Allahummagfirli, dzunubi, waliwalidayya ,warhamhuma kama rabbayani shagira.

LANGKAH TERTAHAN

Standard

Gelap…
yang ada hanya hitam
pekat tak terlihat
meraba ..satu satu
menjamah dinding-dinding
tertatih ,terinjak duri dan kerikil tajam
masih belum temukan cahaya
masih belum temukan kepastian
masih buta mata menatap kedepan
masih tetap meraba dan meraba terbentur
dinding kepiluan
terluka kaki kaki bercecar darah
putus asa….membendung dalam guratan
jiwa…membengkak penuh nanah kebencian
masih tetap buta menyapa
meraba dinding semu ..mencari cahaya
berharap menuntun melewati siksa nestapa
namun ..tak jua ada ..dan tak juga
terlihat..bersitan sinar itu…
hingga lelah datang dan terlelap dalam
lorong gelap tanpa cinta…